Ramadhan selalu menjadi momen yang penuh kenangan bagi banyak orang, termasuk curhatan Vadel Badjideh. Dalam sebuah wawancara, Vadel mengungkapkan rasa rindunya terhadap kebersamaan dengan keluarga, terutama saat sahur dan berbuka puasa.
“Ramadhan itu selalu spesial karena waktu sahur dan berbuka bersama keluarga jadi momen yang nggak tergantikan,” ujar Vadel. Ia menceritakan betapa hangatnya suasana di rumah saat semua anggota keluarga berkumpul, saling bercanda, dan menikmati hidangan khas Ramadhan.
Menurut Vadel, salah satu hal yang paling ia rindukan adalah saat berbuka puasa bersama. “Biasanya ada menu favorit seperti kolak pisang, gorengan, dan es kelapa. Ibu selalu memastikan semuanya ada di meja,” kenangnya dengan senyuman. Selain itu, momen sahur juga menjadi saat yang berarti, meskipun harus bangun pagi-pagi. “Walaupun mengantuk, tapi suasananya tetap seru karena semua saling membangunkan dan makan bareng.”
Di tengah kesibukan dan jadwal yang padat, Vadel mengaku sulit untuk menikmati waktu seperti itu lagi, terutama jika jauh dari keluarga. “Kadang, kalau lagi di luar kota atau sibuk dengan pekerjaan, saya benar-benar merasa kangen momen-momen itu,” ungkapnya.
Bagi Vadel, Ramadhan bukan hanya tentang menahan lapar dan haus, tetapi juga tentang mempererat hubungan dengan keluarga dan orang-orang terdekat. Ia berharap di masa mendatang bisa lebih sering meluangkan waktu untuk kembali merasakan kehangatan Ramadhan bersama keluarga tercinta.
Menceritakan Kerinduannya pada Momen Sahur dan Berbuka Puasa di Ramadhan
Ramadhan selalu menjadi bulan yang penuh makna bagi banyak orang, termasuk Vadel Badjideh. Dalam sebuah wawancara, Vadel menceritakan kerinduannya pada momen-momen istimewa saat sahur dan berbuka puasa bersama keluarga. Baginya, suasana hangat yang tercipta saat berkumpul di meja makan tidak tergantikan.
“Saat sahur, meskipun masih mengantuk, rasanya menyenangkan bisa makan bareng keluarga. Ada canda tawa, cerita-cerita seru, dan rasa kebersamaan yang kuat,” ungkap Vadel.
Tak hanya itu, momen berbuka puasa juga menjadi favoritnya. Saat azan maghrib berkumandang, semua anggota keluarga berkumpul untuk menikmati hidangan pertama. “Ada rasa haru dan syukur setiap kali berbuka puasa, apalagi kalau makanannya hasil masakan ibu. Rasanya lebih spesial,” tambahnya.
Vadel juga mengingat betapa istimewanya tradisi memasak bersama menjelang berbuka. Ia sering membantu mempersiapkan takjil atau makanan kecil seperti kolak, gorengan, dan es buah. “Momen itu mempererat hubungan keluarga dan membuat Ramadhan terasa lebih bermakna.”
Kini, dengan kesibukannya yang kadang membuatnya jauh dari keluarga, Vadel mengaku rindu pada suasana Ramadhan di rumah. Namun, ia tetap berusaha menjaga semangat Ramadhan dengan menjalani ibadah dan berbagi kebahagiaan dengan orang-orang di sekitarnya. “Meskipun jauh, kenangan itu selalu menjadi motivasi untuk terus menjadikan Ramadhan sebagai waktu yang penuh berkah,” tutupnya.
Momen Sahur dan Berbuka Puasa yang Dirindukan: Curhatan Vadel Badjideh Tentang Keluarga di Ramadhan
Ramadhan selalu menjadi bulan yang penuh kenangan bagi banyak orang, termasuk Vadel Badjideh. Dalam sebuah wawancara, Vadel mengungkapkan betapa momen sahur dan berbuka puasa bersama keluarga adalah hal yang paling ia rindukan setiap kali Ramadhan tiba.
“Setiap Ramadhan, suasananya selalu berbeda. Ada kebersamaan yang tidak bisa digantikan oleh apa pun,” ujar Vadel. Ia mengenang bagaimana keluarganya berkumpul di meja makan sebelum fajar, menikmati hidangan sederhana sambil berbincang ringan. “Sahur itu bukan cuma soal makan untuk persiapan puasa, tapi juga waktu untuk saling mendekatkan diri, saling menguatkan.”
Begitu pula dengan momen berbuka puasa. Vadel bercerita tentang kebiasaan keluarganya yang selalu memulai berbuka dengan kurma dan air putih, diikuti dengan doa bersama. “Rasanya tidak ada yang bisa menggantikan kehangatan berbuka puasa di rumah. Bahkan makanan biasa pun terasa istimewa karena disantap bersama orang-orang tercinta.”
Sebagai seorang figur publik, Vadel sering kali harus menjalani Ramadhan jauh dari keluarganya karena tuntutan pekerjaan. Namun, ia tetap berusaha menjaga tradisi yang ia pelajari sejak kecil. “Kalau tidak bisa berkumpul, kami biasanya melakukan video call saat sahur atau berbuka. Meskipun jauh, setidaknya kami tetap merasa dekat.”
Ramadhan bagi Vadel bukan hanya soal ibadah dan menahan hawa nafsu, tapi juga tentang mempererat hubungan dengan keluarga. Ia berharap bahwa semua orang bisa memanfaatkan bulan suci ini untuk menciptakan momen-momen indah bersama orang-orang tersayang. “Karena pada akhirnya, keluarga adalah tempat kita kembali dan merasa damai,” tutupnya.